Prabu Yudistira
Prabu Yudistira adalah seorang radja di Amarta, putera Prabu Pandudewanata, ialah Pendawa jang tertua. Pada masa mudanja bernama Puntadewa.Judistira seorang jang sabar sekali hingga disebut, orang, ia berdarah putih, karena tak pernah marah. Karena sifatnja itu, Judistira terdjauh dari pada bahaja.Judistira mempunjai pusaka surat Kalimahusada, jang kesaktiannja mendjauhkan seteru, menjelamatkan diri dll. Sebaliknja surat itu akan berbahaja pada siapa jang bermaksud djahat kepada Kalimahusada. Tetapi dalam lakon, surat Kalimahusada itu pernah dikuasai oleh orang jang menjimpannja mendjadi djaja. Judistira tak pernah berperang. Dalam perang Beratajuda ia diangkat mendjadi pahlawan, tetapi sangat mendjengkelkan saudara2nja Pendawa, karena ia segan melawan musuhnja. Maka terpaksa dibantu oleh Ardjuna, dengan mendorong anak panah jang dilepaskan oleh Judistira dengan anak panah Ardjuna, hingga musuh itu kalah.Judistira dan sekalian saudara Pendawa menemui adjalnja dengan sempurna sehabis perang Beratajuda. Prabu Judistira bermata djaitan, hidung mantjung, muka tenang, lebih tenang dari pada waktu masih mudanja (Puntadewa). Bergelung keling, bersunting waderan. Setelah ia bersemajam sebagai radja, membuangkan segala pakaian jang serba keemasan dan permata. Maka ia seorang radja jaag sangat bersahadja.
Prabu Judistira berwanda : 1 Putut. 2 Manuksma, 3 Djimat dan 4 Deres.
Sumber:
Sedjarah Wajang Purwa
Pak Hardjowirogo
P.N. Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar